Sabtu, 27 Ogos 2011

Zakat...


Definisi Zakat

Menurut bahasa, zakat bererti pengembangan dan kesucian. Tanpa disedari, harta akan berkembang melalui zakat. Erti lain bagi zakat, mensucikan pelakunya dari dosa. Disebut zakat dalam syari’at kerana adanya pengertian etimologis, iaitu kerana zakat dapat membersihkan pelakunya dari dosa dan menunjukkan kebenaran imannya. Adapun caranya ialah dengan memberikan bahagian harta yang telah mencapai nisab tahunan kepada fakir miskin dan lainnya yang berhak untuk menerimanya. Zakat ini merupakan pelaksanaan rukun Islam yang ketiga.

Ibnu ‘Arabi mengatakan: “Zakat diertikan sebagai sedekah wajib dan sedekah sunnah atau nafkah, hak dan maaf.”

Syarat orang yang mengeluarkan zakat ialah berakal, baligh dan merdeka. Di dalam ketentuan syari’at, zakat merupakan amalan yang pasti. Perbezaan pendapat hanya terjadi pada beberapa dari furu’nya saja. Sedangkan hukum wajibya sudah jelas dan orang yang mengingkarinya adalah kafir.

Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu kewajiban dan rukun Islam. Syari’at hanya mewajibkan zakat pada harta-harta tertentu saja dan telah menerangkannya secara terperinci kepada ummat manusia. Misalnya firman Allah SWT.

“Ambillah zakat dari sebahagian harta mereka.” (At-Taubah: 103)

Juga firman-Nya: “Tunaikanlah zakat.” (Al-Baqarah: 43)

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebahagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebahagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu…” (Al-Baqarah: 267)

Nabi SAW. bersabda: “Islam itu didirikan atas lima (asas): Bersaksi, sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan solat, membayar zakat,berhaji ke Baitullah, dan puasa di bulan Ramadhan.” (Muttafaq ‘Alaih)

Hukum Orang yang Enggan Mengeluarkan Zakat

Orang muslim yang enggan mengeluarkan zakat kerana tidak mengakui kewajiban tersebut, maka ia telah berlaku kafir. Sedangkan orang muslim yang enggan mengeluarkan zakatnya karena bakhil, dengan tetap mengakui hukum kewajibannya maka ia berdosa. Dalam hal ini boleh dilakukan pemaksaan terhadapnya dengan memberikan hukuman ta’zir.

Imam Malik mengatakan: ‘’Menurut kami, setiap orang yang menentang salah satu dari kewajiban yang telah ditentukan Allah, kemudian ia tidak mampu menghadapinya, maka ia harus berusaha keras untuk melawannya, sehingga ia dapat melawannya.’’

Diriwayatkan, bahwa Abu Bakar r.a. berkata: ‘’Seandainya mereka menghalangiku dari anak kambing, niscaya aku akan memerangi mereka kerana hal itu.’’ (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan An-Nasa’i)

Para sahabat juga sepakat untuk membunuh orang yang tidak mahu mengeluarkan zakat, yang merupakan salah satu hal terpenting dalam agama. Apabila ada orang yang mengingkari hukum wajib zakat, bererti ia telah keluar dari Islam. Dan jika dibunuh, ia mati dalam keadaan kafir, kecuali jika ia baru masuk Islam, karena mungkin ia masih belum banyak mengenal hukum-hukumnya. Sedangkan hal itu tidak menyebabkan ia keluar dari Islam (kafir).

Penguasa, dalam hal ini boleh mengambil bahagian zakat dari hartanya secara paksa dan memberi hukuman atasnya, dengan tidak melebihi jumlah yang seharusnya dibayarkan sebagai zakat.

Adapun menurut Imam Syafi’i dan Imam Ahmad, bahwa penguasa dibolehkan untuk mengambil bahagian zakat itu dan mengambil setengah dari harta yang dimiliki sebagai hukuman atasnya. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan dari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari datuknya, dimana ia berkata: ‘’aku pernah mendengar Rasulullah SAW. Bersabda: ‘’Pada unta yang mencari makan sendiri, iaitu pada empat puluh ekor, maka zakatnya ialah bintu labun, dimana unta tersebut tidak boleh dipisahkan dari perhitungannya. Barang siapa memberikan zakat kerana mengharapkan ganjaran, maka ia akan mendapatkannya. Sedangkan bagi siapa yang enggan mengeluarkannya, maka sesungguhnya kami akan mengambilnya (bahagian zakat itu) dan setengah dari hartanya sebagai salah satu perintah keras dari Allah, yang tidak halal sedikit pun darinya (zakat tersebut) bagi keluarga Muhammad.’’ (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i, Al-Hakim dan Baihaqi)

Imam Ahmad pernah ditanya tentang hadits ini dan beliau menjawab, bahwa hadits ini memiliki isnad shahih.

Allah SWT. berfirman: ‘’Dirikanlah solat dan tunaikanlah zakat.’’ (Al-Baqarah: 110)

Ibnu Abbas r.a. berkata: “Abu Sufyan pernah memberitahukan sesuatu kepadaku dengan menyebutkan hadis Nabi SAW, ertinya: ‘’Beliau memerintahkan kami mengerjakan solat, membayar zakat, bersilaturrahim, dan menjaga kesucian diri.’’(HR. Bukhari)

Dari Ibnu Abbas ia berkata bahwa Nabi pernah mengirim Mu’adz ke Yaman seraya berpesan: ‘’Ajaklah mereka bersaksi, bahawa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku (Muhammad) adalah Rasul-Nya. Jika mereka mentaati hal itu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka lima perintah solat pada setiap harinya. Jika mereka mentaati hal itu, maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan mereka untuk membayar zakat pada harta mereka yang diambil dari harta orang-orang kaya di antara mereka dan diserahkan kepada orang-orang miskin di antara mereka.’’ (HR. Bukhari dan An-Nasa’i)

Zakat merupakan bukti kebenaran iman yang diakui pelakunya. Sebab tindakan mengeluarkan harta secara tulus karena Allah SWT, tidak mungkin terjadi, kecuali jika ada kesungguhan imannya, demikian menurut Al-Sindi.

Dari Abu Ayyub, ia berkata ada seseorang yang bertanya kepada Nabi: ‘’Beritahukan kepadaku amal yang dapat memasukkan aku ke dalam syurga! Nabi menjawab: ‘’Harta. Harta.’’ Seterusnya baginda bersabda: ‘’Yang terpenting darimu adalah menyembah Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan solat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturrahim.’’ (HR: Bukhari)

Dari Abu Hurairah r.a, ia menceritakan: ‘’Ketika Rasulullah SAW wafat dan yang menjadi khalifah pengganti adalah Abu Bakar Siddiq, maka orang-orang dari kalangan bangsa arab banyak yang menjadi kafir. Lalu Umar bertanya kepada Abu Bakar: ‘’Bagaimana engkau memerangi orang-rang kafir tersebut, sedangkan Rasulullah SAW telah bersabda: ‘’Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka mengucapkan syahadat. Barang siapa telah mengucapkannya maka harta dan jiwanya akan terpelihara dari beliau (Rasulullah), kecuali haknya dan hisab atas mereka berada di tangan Allah. Abu Bakar pun berkata: ‘’Demi Allah aku akan memerangi orang yang memisahkan antara solat dan zakat, kerana zakat merupakan hak dari harta. Demi Allah seandainya mereka menghalangiku dari anak kambing yang dulu mereka tunaikan zakatnya kepada Rasulullah, niscaya akan aku perangi mereka kerana penolakan itu. Umar pun berkata: ‘’Demi Allah, hal itu tidak lain karena Allah telah membuka dada Abu Bakar untuk memeranginya dan aku tahu bahwa hal itu benar.’’ (HR. Bukhari)

Allah SWT. Berfirman: “Ambillah zakat dari sebahagian hartanya, yang dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.” (At-Taubah: 103)

Allah SWT. berfirman:“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada di dalam taman-taman (syurga) yang disekelilingnya terdapat mata air, seraya mengambil apa yang diberikan Allah kepada mereka. Sebenarnya mereka sebelum itu, di dunia, adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam dan di akhir malam mereka meminta ampunan kepada Allah. Pada harta-harta mereka terdapat hak untuk orang-orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian.(Adz-Dzariyat: 15-19)

Alah SWT telah menjadikan Ihsan sebagai sifat yang khusus diantara sifat-sifat kebaikan dan ihsan mereka itu tampak pada bangunnya di malam hari, lalu memohon ampunan pada akhir malam, sebagai ibadah sekaligus mendekatkan diri kepada Allah. Sebagaimana ihsan mereka itu juga tampak pada pemberian terhadap fakir miskin sebagai bentuk kasih sayang kepada mereka.

Allah SWT. juga berfirman: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki mahupun perempuan, sebahagian mereka adalah penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan ) yang ma’ruf, mencegah kemungkaran, mendirikan solat, menunaikan zakat serta mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (at-Taubah: 71)

Dengan kata lain, kelompok yang akan diberkati oleh Allah dan yang akan diberikan rahmat oleh-Nya adalah kelompok beriman dan yang saling menolong terhadap sesamanya. Menyuruh untuk berbuat baik dan mencegah kemungkaran, menjalin hubungan dengan-Nya melalui solat serta memperkuat hubungan dengan sesamanya melalui pemberian zakat.

Allah SWT. menjadikan penunaian zakat sebagai salah satu tujuan dari penempatan manusia di muka bumi.

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya, lalu memeliharanya untuk seseorang dari kalian, seperti halnya sesorang di antara kalian memelihara anak kuda atau anak untanya. Sehingga yang sesuap pun akan menjadi sebesar gunung Uhud.” (HR. Bukhari)

Imam Al-Waki’ mengatakan, bahawa hal itu dibenarkan oleh Allah SWT. Melaui firman-Nya: “Tidakkah mereka mengetahui, bahwa Allah menerima taubat dari para hamba-Nya dan menerima zakat mereka.” (At-Taubah: 104)

Wallahu A3lam…

0 comments:

Khamis, 25 Ogos 2011

Malam Al-Qadar....Khairum Min Alfi Syahr





Kini kita telah berada di minggu terakhir Ramadhan. Satu perkara yang sering diperkatakan dalam minggu terakhir Ramadhan setiap tahun oleh umat Islam ialah mengenai Malam Al-Qadar yang sering disebut sebagai "Lailatul Qadar" .Seperti mana yang dimaklumi, malam al-Qadar penuh keberkatan di sisi Allah SWT. Ia mempunyai banyak keistimewaan dan kelebihan dan disebut sebagai malam yang lebih baik daripada 1,000 bulan.

Ini seperti mana yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam surah al-Qadar ayat 1-5 yang bermaksud:

"Sesungguhnya kami menurunkan al-Quran pada malam al-Qadar.

Apakah yang dimaksudkan malam al-Qadar itu?

Malam al-Qadar ialah malam yang lebih baik daripada 1,000 bulan.

Turunlah malaikat dan rohnya (Jibril) dengan izin Allah untuk mengatur semua urusan.

Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.."

Di malam ini jugalah Nabi SAW bersungguh-sungguh beribadat melebihi malam-malam Ramadhan yang lain. Disebutkan di dalam sebuah hadis :-

Ertinya : Adalah Nabi SAW, beribadat dengan (lebih) bersungguh dan kuat di sepuluh malam terakhir Ramdhan, tidak sebagaimana baginda di malam-malam yang lain" ( Riwayat Muslim )

Sebuah lagi hadis menyebut :

" Apabila telah masuk 10 terakhir bulan Ramadhan, maka Nabi menghidupkan malam, mengejutkan isterinya dan mengetatkan kainnya (tidak menyetubuhi isterinya kerana amat sibuk dengan ibadat yang khusus)" ( Riwayat Al-Bukhari dan Muslim).

Pada umumnya sudah banyak diperjelaskan sama ada secara tulisan atau lisan (ceramah, forum, bengkel atau seminar) mengenai kelebihan, fadhilat, sejarah, peristiwa dan gandaan pahala amalan ketika malam berkenaan. Namun, apa yang jelas daripada segala penerangan sama ada tulisan atau lisan, ternyata pada umumnya umat Islam tidak tahu bilakah tarikh atau masa yang tepat bagi memastikan malam al-Qadar.

Akan tetapi, menurut pandangan yang paling kuat di kalangan para ulama, ianya berlaku pada sepuluh malam yang terakhir, iaitu pada malam-malam ganjil.

Selain itu, banyak sekali hadis yang menyarankan umat Islam supaya mencari malam al-Qadar. Antara hadis yang dapat dikutip dalam kitab fiqh yang memperkatakan suruhan atau amalan untuk menemui malam al-Qadar menyebut:

i. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, "Carilah dengan sedaya upaya malam al-Qadar pada malam ganjil dari 10 malam yang terakhir pada Ramadhan"

ii. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim daripada Ibn Umar, Rasulullah menyebut, "Saya melihat mimpimu bersepakat menetapkan bahawa Lailatul Qadar pada tujuh malam terakhir. Maka sesiapa yang hendak mencari Lailatul Qadar, carilah pada malam tujuh yang terakhir"

iii. Diriwayatkan oleh Muslim dari Ibn Umar, Rasulullah bersabda, "Carilah Lailatul Qadar pada 10 malam terakhir, jika seseorang kamu mencari maka janganlah kamu kalah dalam mencari pada tujuh malam terakhir"

Berdasarkan maksud hadis di atas, ternyata tidak disebutkan dengan jelas tarikh Lailatul Qadar yang tepat. Banyak hikmah yang tersirat di sebalik perahsiaan tarikh dan masa sebenar berlakunya Lailatul Qadar. Ramai ulama yang berusaha menyingkap hikmah-hikmah di sebalik dirahsiakan masa yang tepat berlakunya Lailatul Qadar.

Para ulama antaranya Dr Yusof Al-Qaradhawi menyebut bahawa tarikh malam Al-qadar sengaja di sembunyikan oleh Allah SWT agar umat manusia berusaha bersungguh-sungguh bagi mencarinya.

Selain itu, Allah menyembunyikan Lailatul Qadar dalam beberapa malam supaya kita menghidupkan malam-malam itu dengan ibadat dan amalan.

Sesungguhnya malam yang diberkati ini, sesiapa berusaha mendapatkannya Insya Allah, dengan izinNya, asalkan bersemangat berbuat ketaatan beribadah kepada Allah untuk menghidupkan malam Al - Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahalaNya yang besar, jika berbuat demikian maka akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu, Insya Allah.

Rasulullah s.a.w bersabda:

“Ertinya : Barang siapa berdiri (solat) pada malam Al-Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Disunnahkan memperbanyakkan doa pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Aisyah r.a berkata : “Aku bertanya, “Ya Rasulullah ! Apa pendapatmu jika aku tahu bila malam Al-Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?” Baginda menjawab, “Ucapkanlah :

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fu’annii”

“Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampun, maka ampunilah aku”

Semoga Allah sentiasa memberkati kita, membangunkan kita pada sepuluh malam terakhir, dengan menghidupkannya dengan ibadah seperti solat tahajjud, solat hajat, solat tasbih, berzikir dan membaca AlQuran dan lain-lain.

Semoga pada tahun ini, Allah akan memberikan kita kekuatan untuk melakukan ibadat dalam usaha kita menemui malam yang telah disebutkanNya sebagai malam yang lebih baik daripada 1,000 bulan. InsyaAllah.

Wallahu A3lam.

0 comments:

Isnin, 22 Ogos 2011

Tapi Ayah, Adakah Manusia Tidak Masuk Neraka Jika Hari Hujan

Pada setiap petang Jumaat, selepas solat Jumaat, selepas melayani para jamaah di Masjid, Imam dan putera lelakinya yang berumur 11 tahun akan keluar ke bandar untuk mengedarkan risalah bertajuk “Jalan Ke Syurga” dan juga menyampaikan ceramah agama.

Pada petang Jumaat itu, ...seperti biasa Imam dan putera lelakinya akan keluar untuk mengedarkan risalah. Bagaimanapun pada petang tersebut keadaan di luar rumah sangat sejuk dan hujan pula turun dengan sangat lebat.

Budak itu memakai baju sejuk dan baju hujan dan berkata “OK ayah, saya sudah bersedia”. Ayahnya berkata “Bersedia untuk apa?”. Budak itu menjawab “Ayah, masa telah tiba untuk kita keluar mengedarkan buku-buku tentang Islam ini”. Ayahnya membalas “Anakku, di luar sana sangat sejuk dan hujan lebat pulak”.

Dengan muka yang kehairanan, budak itu bertanya ayahnya, “Tetapi ayah, adakah manusia tidak masuk neraka jika hari hujan?”

Ayahnya menjawab, “Anakku, Ayah tak akan keluar dengan cuaca begini..”. Dengan nada sedih, budak itu bertanya, “Ayah, boleh tak benarkan saya pergi?”. Ayahnya teragak-agak seketika, kemudian berkata, “Anakku, awak boleh pergi. Bawalah buku ini semua dan berhati-hati” .

Kemudian, budak itu telah keluar dan meredah hujan. Budak sebelas tahun ini berjalan dari pintu ke pintu dan lorong-lorong sekitar bandar. Dia memberikan risalah dan buku kepada setiap orang yang ditemuinya.

Setelah dua jam berjalan dalam hujan, akhirnya tinggal hanya satu naskhah padanya. Ketika itu dia telah basah kuyup dan berasa sejukhingga ke tulang. Budak itu berhenti di satu penjuru jalan sambil mencari seseorang untuk diberikan buku tersebut. Namun keadaan di situ lengang. Kemudian dia berpatah balik ke rumah pertama yang dia lalu di lorong itu.

Dia berjalan di kaki lima menuju ke rumah tersebut. Bila sampai di pintu hadapan, dia menekan suis loceng namun tiada sesiapa yang membuka pintu. Dia tekan lagi dan lagi, tetapi masih tiada jawapan. Dia tunggu lagi tetapi masih tiada jawapan.

Akhirnya dia berpaling untuk meninggalkan rumah tersebut, tetapi seperti ada sesuatu yang menghalangnya. Dia kembali ke pintu itu dan menekan lagi suis loceng dan buat pertama kalinya mengetuk pintu dengan kuat. Dia tunggu, kemudian seperti sesuatu di anjung rumah itu menghalangnya supaya jangan pergi. Dia menekan suis loceng sekali lagi dan kali ini dengan perlahan pintu dibuka.

Berdiri di hadapan pintu itu seorang perempuan tua yang berwajah kesedihan. Dengan perlahan perempuan tua itu bertanya, “Apa yang boleh saya bantu awak, wahai budak?”.

Dengan senyuman serta mata yang bersinar yang boleh menyinarkan bumi, budak itu berkata, “Makcik, saya mohon maaf kalau saya telah mengganggu makcik. Saya hanya ingin memberitahu bahawa Allah sangat sayang dan sentiasa melindungi makcik. Saya datang ini hendak memberikan sebuah buku yang terakhir ada pada saya ini. Buku ini menerangkan semua tentang Tuhan, tujuan sebenar Tuhan menjadikan kita dan bagaimana untuk mencapai kebahagiaan daripada-Nya” ..

Kemudian, budak itu menyerahkan buku terakhir itu dan berpaling untuk balik. Sebelum berjalan balik, perempuan itu berkata, “Terima kasih ya anak dan semoga Tuhan memberkatimu” .

Selepas solat Jumaat pada minggu berikutnya, Imam menyampaikan ceramah agama seperti biasa. Dia menamatkan ceramahnya dengan bertanya, ” Ada sesiapa yang ingin bertanya soalan atau ingin berkata sesuatu?”.

Dengan perlahan, di barisan belakang di kalangan tempat duduk muslimat, suara seorang perempuan tua kedengaran di speaker, “Tiada di kalangan jemaah yang berkumpul ini mengenali saya. Saya tidak pernah hadir sebelum ini. Sebelum hari Jumaat yang lepas, saya belum lagi memeluk agama Islam bahkan tidak terfikir langsung untuk memeluknya. Suami saya telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu, meninggalkan saya sebatang kara, saya benar-benar keseorangan di dunia ini.”

Pada petang Jumaat yang lepas, ketika cuaca sejuk dan hujan lebat, saya telah bertekad untuk membunuh diri kerana sudah putus harapan untuk hidup. Jadi saya mengambil seutas tali dan sebuah kerusi lalu menaiki loteng di rumah saya. Saya ikat tali tersebut dengan kuat pada kayu palang di bumbung rumah kemudian berdiri di atas kerusi, hujung tali satu lagi saya ikat di sekeliling leher saya. Sambil berdiri di atas kerusi, saya berasa benar-benar keseorangan, patah hati. Saya hampir-hampir hendak melompat tiba-tiba loceng pintu berbunyi di tingkat bawah dan saya tersentak. Saya berfikir untuk menunggu sebentar, dan pasti orang itu akan pergi. Saya tunggu dan tunggu, tetapi bunyi loceng semakin kuat dan bertubi-tubi.

Kemudian orang yang menekan suis loceng itu, mengetuk pintu pula dengan kuat. Saya berfikir sendirian lagi “Siapalah di muka bumi ini yang boleh buat begini? Tiada siapa pernah tekan suis loceng itu atau nak berjumpa dengan saya”. Saya longgarkan tali ikatan di leher dan kemudian pergi ke pintu hadapan. Ketika itu bunyi loceng kuat dan semakin kuat.

Bila saya buka pintu dan lihat, sukar untuk dipercayai oleh mata saya, di anjung rumah saya itu berdiri seorang budak yang sangat comel yang bersinar wajahnya seperti malaikat, tidak pernah saya jumpa sebelum ini di dalam hidup saya. Budak itu tersenyum. Oh! Saya tidak dapat hendak gambarkan kepada anda semua. Perkataan yang keluar daripada mulutnya menyebabkan hati saya yang telah lama mati tiba-tiba hidup semula, seruan budak itu seperti suara bayi yang sangat comel.

“Makcik, saya datang hendak memberitahu bahawa Allah sangat menyayangi dan sentiasa melindungi makcik”. Kemudian dia memberikan kepada saya sebuah buku bertajuk ” Jalan Ke Syurga” yang saya sedang pegang ini.

Bila “malaikat kecil” itu telah pulang meredah sejuk dan hujan, saya menutup pintu dan membaca dengan perlahan setiap perkataan yang tertulis di dalam buku tersebut. Kemudian saya naik semula ke loteng untuk mendapatkan semula tali dan kerusi. Saya tak perlukannya lagi.

Oleh sebab di belakang buku ini ada tertera alamat tempat ini, saya sendiri datang ke masjid ini ingin mengucapkan syukur kepada Tuhan. Tuhan kepada budak kecil yang telah datang tepat pada waktunya, yang dengan demikian telah terhindar jiwa saya daripada keabadian di dalam neraka.

Ramai yang berada di dalam masjid ketika itu menitiskan air mata. Mereka melaungkan TAKBIR.ALLAH HU AKBAR. gemaan takbir bergema di udara. Imam iaitu ayah kepada budak itu turun dari mimbar pergi ke barisan hadapan di mana “malaikat kecil” itu sedang duduk.

Dia mendakap puteranya dengan air mata keluar tanpa disedarinya. Mungkin tidak ada jemaah yang memiliki saat yang lebih mulia ini dan mungkin di alam semesta ini belum pernah melihat seorang ayah yang penuh kasih sayang dan penghormatan terhadap anaknya. Inilah satu peristiwa..

Berbahagialah anda kerana membaca kisah ini. Jangan biarkan kisah ini di sini sahaja. Bacalah lagi dan sampaikan kepada yang lain. Syurga adalah untuk umat-Nya. Ingatlah, dengan menyebarkan firman Allah boleh mengubah hidup seseorang yang hampir dengan anda.

Sebarkanlah kalimah Allah, kalau kita bantu Allah, Allah akan membantu kita dalam semua perkara yang kita buat.

Maksud firman Allah dalam Surah al-Maidah ayat 3;

“Pada hari ini, orang-orang kafir telah putus asa (daripada memesongkan kamu) dari agama kamu (setelah mereka melihat perkembangan Islam dan umatnya), sebab itu janganlah kamu takut dan gentar kepada mereka, sebaliknya hendaklah kamu takut dan gentar kepadaKu. Pada hari ini, Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redakan Islam itu menjadi agama untuk kamu, maka sesiapa yang terpaksa kerana kelaparan (memakan benda benda yang diharamkan) sedang ia tidak cenderung hendak melakukan dosa (maka bolehlah ia memakannya), kerana Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani”


Salam Mujahadah......

0 comments:

Sabtu, 6 Ogos 2011

Ramadhan : Peristiwa-peristiwa Besar dalam Sejarah Islam


“Bulan Ramadan yang diturunkan Al-Quran didalamnya, sebagai Petunjuk kepada manusia, sebagai penjelas dari Petunjuk dan Al-Furqan (pembeza hak dan batil)” (Al-Baqarah).

Bulan Ramadan bukan hanya terkenal sebagai pusat latihan ibadah kepada umat Islam, malah ia juga terkenal dengan peristiwa besar dalam sejarah Islam antaranya:

BULAN DITURUNKAN AL KITAB

Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan. Bulan yang diturunkan di dalamnya (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk untuk manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pemisah antara yang benar dan salah. Para pakar tafsir dan hadis merekodkan, Allah juga menurunkan kitab-kitab dan suhuf iaitu kitab-kitab kecil selain Zabur, Taurat, Injil dan Al Quran kepada para rasul terdahulu pada bulan Ramadhan.

PERANG BADAR

Pada hari Jumaat 2 Ramadhan tahun ke-2 Hijrah berlakunya perang pertama dalam Islam yang dikenali Perang Badar. Badar adalah nama tempat di sebuah lembah yang terletak di antara Madinah dan Mekah. Tentera Islam mengawal lokasi strategik dengan menguasai sumber air yang terdapat di situ. Perang ini melibatkan tentera Islam seramai 313 anggota berhadapan dengan 1,000 anggota tentera musyrikin Mekah yang lengkap bersenjata. Dalam peperangan ini, tentera Islam memenangi pertempuran dengan 70 tentera musyrikin terbunuh, 70 lagi ditawan manakala bakinya melarikan diri. Peperangan ini adalah suatu yang luar biasa apabila tentera Islam yang kurang jumlah, lemah daripada sudut kelengkapandan berpuasa dalam bulan Ramadhan memenangi pertempuran Perang Badar. Ini membuktikan puasa bukan penyebab umat Islam bersikap lemah dan malas sebaliknya berusaha demi mencapai keredhaan Allah. Orang yang berjuang demi mencapai kerdhaan Allah pasti mencapai kemenangan yang dijanjikan. Allah menegaskan dalam Surah Ali ‘Imran ayat 123 hingga 125 bermaksud, “Sesungguhnya Allah menolong kamu dalam Perang Badar, sedangkan pada masa itu kamu orang yang lemah. Sebab itu bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mensyukurinya”.

ISLAM MEMBUKA KOTA MEKAH

Peristiwa ini berlaku pada 10 Ramadhan tahun ke-6 Hijrah. Peristiwa kemuncak ini berlaku apabila musyrikin Mekah melanggar perjanjian Hudaibiah yang termeterai dengan orang Islam. Antara kandungan perjanjian ini menyebut, setiap suku Arab boleh memilih sama ada menjadi sekutu Muhammad ataupun sekutu Quraisy. Kedua-dua pihak tidak boleh berperang dalam tempoh 10 tahun dan tidak boleh membantu pihak lain berperang. Malangnya, dalam suku-suku Arab yang bersekutu itu, ada golongan yang bertelagah iaitu Bani Bakar dan Khuza’ah. Bani Bakar bersekutu dengan Quraisy Mekah manakala Khuza’ah memilih bersekutu dengan Nabi Muhammad.

Pada satu malam, Bani Bakar dengan pertolongan Quraisy Mekah menyerang perkampungan suku Khuza’ah di lembah Watir. Apabila berita itu sampai ke pengetahuan Nabi Muhammad, baginda mengerahkan 10,000 tentera Islam mara ke Mekah tanpa pengetahuan penduduk musyrikin Mekah. Baginda menolak sebarang rundingan dengan pihak Quraisy sehingga kemaraan umat Islam hanya diketahui apabila hampir memasuki Kota Mekah. Penduduk musyrikin menjadi jumlah yang kecil tanpa sebarang persiapan hanya bersembunyi di bukit, rumah ibadat dan rumah Abu Sufian. Akhirnya umat Islam memasuki kota Mekah tanpa sebarang pertumpahan darah.

Peristiwa ini menggambarkan pertolongan Allah kepada hamba-hamba yang ikhlas kepadaNya. Allah menyebut dalam Al Quran Surah Al Fath ayat 1 bermaksud,”Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata”. Sebahagian pakar tafsir Al Quran memberi maksud ‘kemenangan’ dengan kemenangan bermaksud membuka Mekah.

PERISTIWA PERJALANAN NABI MUHAMMAD SAW KE TABUK

Apabila pengaruh Nabi Muhammad SAW tersebar ke pelosok Semenanjung Tanah Arab, ia memberikan tamparan hebat kepada Rom yang menjadi kuasa besar pada masa itu. Lantas Herkules, Maharaja Rom Timur (Byzantin) memutuskan bagi menyekat pengaruh umat Islam dengan utara Tanah Arab. Apabila berita itu sampai ke pengetahuan Nabi Muhammad SAW, beliau mengarahkan umat Islam berkumpul bagi menghadapi Rom dan mengutip zakat. Pada masa itu tanah Arab dilanda panas dan kesusahan. Iman umat islam ketika itu benar-benar teruji. namun, mereka tetap taat kepada perintah Nabi Muhammad. Beliau sendiri memimpin tentera seramai 30,000 anggota ke utara Madinah. Apabila tentera Islam tiba di Tabuk, tentera Rom tidak berada di situ. Sebaliknya Rom menarik diri apabila mengetahui kemaraan tentera Nabi Muhammad SAW yang ramai. Tentera Islam terus mengasak Rom sehingga termeterai perjanjian antara Islam dan Rom. Sebagai persetujuan, Rom tunduk dan bernaung di bawah pemerintahan Nabi Muhammad SAW dan dikenakan cukai sebanyak 3,000 dinar setiap tahun.

ISLAM SAMPAI KE YAMAN

Yaman terletak di selatan Semenanjung Tanah Arab. Nabi Muhammad mengutuskan Ali bin Abu Talib dengan membawa surat baginda untuk penduduk Yaman khususnya suku Hamdan. Dalam tempoh satu hari, kesemua mereka memeluk agama Islam secara aman. Peristiwa bersejarah itu berlaku pada bulan Ramadhan tahun ke-10 Hijrah.

KHALID BIN AL WALID MERUNTUHKAN BERHALA AL ‘UZZA

Selepas umat Islam membebaskan kota Mekah, Nabi Muhammad SAW menyucikannya dengan memusnahkan 360 patung di sekeliling Kaabah. Lima hari sebelum berakhirnya Ramadhan tahun ke-9 hijrah, baginda menghantar Khalid al Walid bagi memusnahkan patung al ‘Uzza di Nakhla. Menurut kepercayaan Arab jahiliyyah, al ‘Uzza adalah patung dewi terbesar di situ. Ia sering disebut oleh masyarakat Arab apabila melafazkan sumpah. Khalid al Walid melaksanakan tugas itu dengan bergerak menuju ke Nakhla lalu menghancurkan patung al ‘Uzza. Selepas itu, penyembahan patung pun berakhir.

PENYERAHAN BANDAR TAIF

Bandar Taif pernah mencatatkan sejarah apabila penduduknya menghalau Nabi Muhammad SAW semasa berdakwah di sana. Selepas baginda dan umat Islam berjaya membebaskan Mekah, golongan Bani Thaqif berkeras tidak mahu tunduk kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW dan tentera Islam mara ke Taif lalu mengepungnya dalam tempoh yang lama. Akhirnya rombongan mereka datang ke Mekah pada bulan Ramadhan tahun ke-9 Hijrah dengan menyerahkan bandar Taif sebagai tanda menyerah kalah. Patung al Laata yang dipuja sebelum ini dimusnahkan.

Sebelum Perang Badar bermula, para Sahabat membina “Al-Arisy” iaitu kem tempat Rasulullah saw di sebuah tempat yang agak tinggi untuk mengatur strategi peperangan. Selepas itu, mengambil keberkatan tenpat tersebut, seperti mana tempat-tempat lain yang pernah Rasulullah saw berada, dibina masjid di situ yang dinamakan Masjid Al-Arisy.

Masjid Al-Arisy, tempat Rasulullah saw ketika Perang Badar. Rasulullah saw berdoa bersungguh-sungguh sehingga jatuh kain selendang Baginda saw, “Ya Allah ! Kemenangan yang Engkau janjikan kepada aku. Ya Allah ! Kemenangan yang Engkau janjikan kepada Aku”.

PEMBUKAAN ANDALUS (SEPANYOL)

Andalus adalah nama Arab yang diberikan kepada wilayah-wilayah bahagian Semenanjung Iberia yang diperintah oleh orang Islam selama 8 kurun bermula tahun 711 hingga 1492 Masihi. Pada 28 Ramadhan tahun ke-92 Hijrah, panglima Islam bernama Tariq bin Ziyad dihantar pemerintahan Bani Umaiyah bagi membuka Andalus. Tariq memimpin armada Islam menyeberangi laut yang memisahkan Afrika dan Eropah. Selepas pasukan tentera Islam mendarat, Tariq membakar kapal-kapal tentera Islam supaya mereka tidak berfikir untuk berundur. Akhirnya Andalus ditawan dan menyelamatkan rakyatnya yang dizalimi. Islam bertapak di Andalus selama lapan abad dan meninggalkan kesan tamadun yang tinggi nilainya kepada dunia barat.

PEPERANGAN ZALLAQAH DI PORTUGAL

Peristiwa ini berlaku selepas subuh hari Jumaat, bulan Ramadhan tahun 459 Hijrah. Ketika itu, berlaku kebangkitan Dinasti Murabit di Afrika Utara. Gabenor Cordova, al Muktamin meminta bantuan Sultan Dinasti Murabit, Yusuf bin Tasyifin bagi memerangi al Fonso VI. Tentera Kristian yang diketuai oleh al Fonso VI yang berjumlah 80,000 tentera berjaya dikalahkan. Dalam masa yang singkat Sultan Yusuf berjaya menguasai seluruh Sepanyol dan menyelamatkan umat Islam. Selepas itu, Sepanyol Dinasti Murabit berdiri sejak 1090 hingga 1147 Masihi.

TENTERA ISLAM MENGALAHKAN TENTERA MONGOL

Pada tahun 126 hingga 1405 masihi, kaum Mongol melebarkan penaklukannya hampir kesemua benua Asia. Menurut rekod, empayar penaklukan mereka meliputi seluas 33 juta kilometer persegi. Jeneral tentera Mongol dikenali sebagai Genghis Khan. Dalam misi penaklukan itu, mereka membunuh melebihi sejuta rakyat negara yang ditakluki. Penaklukan mereka menjangkau hingga ke Moscow dan Kiev. Pada tahun 1258, tentera pimpinan Jeneral Hulagu Khan merempuh kota Baghdad yang menjadi kemegahan Khilafah Abbasiah. Dalam serangan itu, ramai umat Islam terbunuh dan banyak buku karangan para sarjana Islam dibuang ke dalam Sungai Furat dan Dajlah sehingga airnya menjadi hitam kerana dakwat. Pada 15 Ramadhan 658 Hijrah bersamaan 1260 Masihi, angkatan tentera Islam bangkit membuat serangan balas. Tentera Islam dan para ulama pimpinan Sultan Qutuz dari Dinasti Mamluk, Mesir mara ke Palestin selepas Mongol menguasainya. Kedua-dua pihak bertemu di ‘Ain Jalut. Dalam pertempuran itu, tentera Islam meraih kemenangan dan berjaya menawan Kitbuqa Noyen, seorang Leftenan Kristian yang memberi nasihat kepada Hulagu Khan bagi menyerang Baghdad bernama Kitbuqa akhirnya dihukum bunuh. Kemenangan itu adalah suatu yang luar biasa apabila Mongol yang terkenal dengan keganasan akhirnya kalah kepada tentera Islam.

PEPERANGAN YAKHLIZ

Pada 15 Ramadhan 1294 Hijrah, bala tentera Islam Dinasti Uthmaniah yang dipimpin oleh Ahmad Mukhtar Basya dengan jumlah 34,000 anggota mengalahkan tentera Rusia yang berjumlah 740,000. Seramai 10,000 tentera Rusia terbunuh dalam pertempuran itu. Ia menjadi kebanggaan umat Islam mempertahankan agama yang diancam oleh kerajaan Tzar di Rusia.

KUBU AMPUH “BAR LEV” MILIK ISRAEL DITAWAN

Dalam sejarah moden, berlaku Perang Yom Kippur yang melibatkan tentera Islam pakatan Mesir dan Syria dengan tentera Yahudi Israel pada 10 Ramadhan 1390 Hijrah bersamaan 6 Oktober hingga 22 atau 24 Oktober 1973 Masihi. Perang Yom Kippur, juga dikenali sebagai Peperangan Arab-Israel 1973, Perang Oktober dan Perang Ramadhan. Ia adalah sebahagian daripada konflik Arab-Israel sejak dari tahun 1948.

Pada bulan Jun 1967, berlaku Perang Enam Hari antara Israel dengan Mesir, Syria dan Jordan. Dalam pertempuran itu , Israel berjaya menduduki Bukit Golan, Syria di utara serta Semenanjung Sinai, Mesir di selatan sehingga ke Terusan Suez. Selepas itu, Israel membina barisan pertahanan di Sinai dan Bukit Golan.

Pada tahun 1971, Israel memperuntukkan 500 juta dolar Amerika bagi membina kubu dan kerja tanah raksasa yang dinamai Garis Bar Lev sempena nama Jeneral Israel, Haim Ber Lev. Israel bermegah denga kubu Bar Lev yang didakwa ‘tidak dapat ditawan’ kerana mempunyai kekebalan dan teknologi peralatan yang canggih. Namun, tentera Islam berjaya menawan kubu itu sekaligus mengalahkan Israel.

Antara peristiwa menarik dalam peperangan ini adalah peranan seorang sarjana Islam merangkap sebagai Imam Masjid Bandar Suez al Marhum, Syeikh Hafiz Salamah yang mengambilalih pimpinan operasi peperangan. Beliau menggantikan jawatan ini apabila gabenor daerah bersedia menyerah kalah. Akhirnya para mujahidin gabungan tentera Mesir, Syria dan penduduk bandar Suez berjaya mengasak tentera Israel yang terpaksa berundur sehingga terpaksa menyerahkan Semenanjung Sinai dan Bukit Golan.

Salam Ramadhan Al-Mubarak.


0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...